Menakar Apa yang Benar-Benar Penting: Refleksi dari Ngopi Online SVID Mei 2025 terkait Prinsip ke-2 Social Value
Social Value Indonesia (SVID) kembali menggelar sesi bulanan Ngopi Online pada Selasa, 27 Mei 2025. Kali ini, diskusi yang dikemas santai namun bernas tersebut mengupas Prinsip ke-3 dari 8 Social Value Principles — Value the Things That Matter. Sesi ini merupakan bagian dari seri kajian reguler yang dirancang khusus bagi anggota SVID untuk memperdalam pemahaman prinsip-prinsip nilai sosial dan relevansinya di berbagai konteks praktik.
Menggali Prinsip: Apa yang Sebenarnya Bernilai?
Diskusi dibuka dengan refleksi dari Nur Astri MS, praktisi dari Social Value Associates dan SVID, yang menekankan pentingnya mendengarkan dan memahami apa yang benar-benar dianggap penting oleh pemangku kepentingan. Ia menegaskan bahwa nilai sosial bukan sekadar angka atau output, tetapi harus mencerminkan hasil nyata dan bermakna yang dirasakan oleh mereka yang terdampak.
Beberapa pertanyaan penting yang memantik diskusi antara lain:
– Apakah organisasi kita mengukur apa yang mudah diukur, atau apa yang bermakna bagi pemangku kepentingan?
– Siapa yang sebenarnya menentukan nilai? Kita, atau mereka yang terdampak langsung?
– Bagaimana kita memastikan bahwa pendekatan valuasi kita tidak menutupi realitas yang dihadapi masyarakat?
Tantangan Pengukuran dan Penilaian
Sesi ini tidak berhenti pada konsep, tetapi juga menyentuh realitas praktik. Diskusi mendalam terjadi tentang tantangan dan inkonsistensi dalam implementasi penilaian nilai sosial lintas wilayah di Indonesia. Mardi menyampaikan perlunya standarisasi metodologi dan pelaporan, sementara peserta lain menyoroti pentingnya keseimbangan antara valuasi kuantitatif dan kualitatif, serta perlunya menghindari klaim berlebihan (overclaiming) dalam pelaporan dampak.
Keterlibatan Pemangku Kepentingan: Kunci Validitas
Keterlibatan pemangku kepentingan menjadi salah satu topik krusial. Citra dan Roy menekankan pentingnya menggunakan metode partisipatif—baik melalui preferensi yang dinyatakan (stated preference) maupun pendekatan berbasis biaya (cost-based approaches)—untuk memastikan bahwa nilai yang dikalkulasi mencerminkan kondisi dan prioritas sebenarnya.
SROI dan Tantangan Literasi Nilai Sosial di Indonesia
Diskusi juga menyentuh praktik Social Return on Investment (SROI) dalam konteks lokal. Ditekankan bahwa literasi yang rendah dan fokus berlebihan pada angka sering kali menyebabkan kesalahpahaman terhadap makna sebenarnya dari nilai sosial. Peserta sepakat bahwa perlu ada pendidikan berkelanjutan untuk regulator dan praktisi, serta inisiatif untuk menyusun naskah akademik atau ringkasan kebijakan yang dapat memperbaiki pendekatan evaluasi yang terlalu mekanistik.
Menuju Sistem Penilaian yang Lebih Adil
Sebagai penutup, Jumadi mengangkat isu penting: potensi konflik antara perusahaan dan pemangku kepentingan terkait perbedaan persepsi tentang “apa yang berharga.” Dalam hal ini, SVID dipandang memiliki posisi strategis untuk menjadi mediator independen yang dapat menjembatani kesenjangan persepsi dan mendorong pendekatan penilaian yang lebih adil dan transparan.
Dari Diskusi Menuju Tindakan Nyata
Sebagai tindak lanjut dari diskusi ini, Social Value Indonesia akan menjalin komunikasi lebih lanjut dengan berbagai pihak relevan untuk memperkuat pemahaman dan penerapan prinsip nilai sosial di tingkat praktik maupun kebijakan. Organisasi juga berkomitmen untuk mengembangkan materi edukatif dan program literasi publik, khususnya untuk para regulator dan praktisi yang terlibat dalam evaluasi sosial, agar tercipta pemahaman bersama tentang pentingnya menilai apa yang benar-benar penting.
Tak hanya itu, SVID tengah mengeksplorasi penyusunan naskah akademik dan ringkasan kebijakan yang dapat menjadi rujukan dalam mengusulkan perbaikan sistem penilaian dampak sosial di Indonesia—dengan penekanan pada pendekatan yang tidak sekadar numerik, namun kontekstual dan partisipatif. Dalam rangka memperluas ruang diskusi dan pertukaran pengetahuan, SVID juga merencanakan untuk mengundang narasumber eksternal dari lembaga-lembaga strategis dalam sesi-sesi selanjutnya.
Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, sesi Ngopi Online akan terus diselenggarakan secara berkala setiap bulan sebagai bagian dari upaya penguatan ekosistem nilai sosial di Indonesia, sekaligus wadah refleksi kolektif untuk mendiskusikan isu-isu terkini dalam praktik penilaian dampak sosial.
Resolusi
Ngopi Online Mei 2025 bukan hanya menjadi ruang diskusi, tapi juga ajakan untuk meninjau ulang cara kita melihat nilai dalam kerja sosial dan pembangunan. Prinsip “Value the Things That Matter” menuntut kita untuk menempatkan pengalaman dan prioritas pemangku kepentingan sebagai poros utama dalam proses evaluasi dampak.
Karena dalam dunia yang kompleks dan penuh tantangan ini, nilai sosial sejati lahir dari keberanian untuk mendengarkan, merefleksi, dan berubah.
Leave a Comment